
Pasalnya didalam kegiatan acara perpisahan itu, para orang tua murid di kenakan biaya untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 200.000,- (Dua ratus Ribu) per-siswa tanpa adanya makan siang, sementara sajian yang ada dari pihak sekolah hanya menyediakan berupa Snack atau makanan ringan untuk para siswa yang hadir dalam kegiatan acara tersebut.
Hal inilah yang di keluhkan oleh salah satu Orang Tua siswa berinisial JS yang merasa keberatan dengan cara-cara yang di lakukan oleh pihak sekolah dan di nilai tidak manusiawi.
"Kelas tiga pak, karena sudah lulus-lulusan tuh, bikin acara di sekolah dipungut dua ratus ribu per murid, nah ternyata acara itu seharian penuh enggak di kasih makan anak-anak, snack doang roti-roti itu...parah itu, tadinya aku mau telepon kenapa sih kalian itu," kata JS saat mengungkapkan keluhannya pada Awak Media di Kecamatan Tambun Selatan (16/06/2022).
Terkait mengenai komplain yang diutarakan oleh JS selaku Orang tua dari MJ pada pihak sekolah SMPN 1 Tamsel tersebut, Ia menegaskan bahwa," Karena kenapa orang itu sampai tidak kasih makan nasi, kan itu aja yang saya tuntut disini...dengan duit Dua Ratus Ribu apa tidak bisa kalian beli nasi kotak sekalian senilai Dua puluh ribu, adanya diadakan di sekolah jadi tidak pakai fasilitas apa..panggung doang paling berapa," ungkapnya.
Lanjutnya," Satu kelas tiga ada empat ratusanlah, coba di buka Dipodik, ya itulah yang bikin acara itulah, mungkin ada beberapa anak yang engga sanggup bayar pasti adalah, maka terjadi subsidi silang, cuma yang persoalannya cuma berapa duit sih kalau nasi kotak, dari pagi jam sembilan dan jam sepuluh itu sampai mau maghrib, semua pakai jas..anak sayakan pakai Jas, katanya buat perpisahan dan foto-foto, pokoknya lengkaplah, untung saya kasih anak saya duit..kalau engga..lah,"tandas JS.
"Inikan semuanya para pendidik...kok prilaku para pendidik seperti itu, jadi terkesan seperti Pendidik yang kurang terdidik yang melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, seharusnya mereka belajar dari perut sendiri agar dapat mengerti tentang perut orang lain, tapi ini bagaimana...apa yang ada di pikiran orang itu saya engga mengerti..jadi intinya kalau memang saya dibutuhkan untuk di panggil , saya siap untuk di konfrontir..lah memang saya apa adanya saya bicara," imbuhnya memastikan.
Pada Jum;at pagi, Awak Media menyambangi SMPN 1 Tambun-Selatan untuk mendapatkan keterangan jelas terkait permasalahan tersebut dari Kepala Sekolah tersebut, Hj Annisa S.Pd.M.Pd, namun sayangnya tidak dapat menjumpai dikarenakan adanya kegiatan lomba, kemudian untuk memberikan keterangan diwakilkan oleh pihak Humas Sekolah, Giatna dan Sekertaris Komite Sekolah, Bambang.
"Hari ini SMPN1 Tambun Selatan sedang ada penilaian Sekolah Berbasis Lingkungan (SBL), posisinya Kepala Sekolah sedang ada tamu dan juga sama sedang ada kegiatan, jagi bukan hanya sebatas seseorang yang mempunyai kepentingan ataupun keperluan, Kepala Sekolah SMPN1 pun sekarang lagi kedatangan tamu penilaian dari Kabupaten," kata Giat.
"Undangan itu ke siswa untuk datang ke SMPN satu dalam rangka untuk mengadakan perpisahan itu pukul datang diharapkan siswa pukul Dua Belas Tiga Puluh, kegiatan di mulai Tiga Belas Kososng-kosong , jadi disini dirapatpun Orang Tua Murid perwakilan saat itu sudah kita sampaikan, sebenarnya SMP satu saat itu sudah kita sampaikan inginnya secara simbolis dalam perpisahan itu," sambung Giat.
Ditanyakan pembiayaan yang cukup besar dengan Rp 200.000,-/Siwa cukup besar, Giat menjawab,"Memang cukup besar, cukup besar itu bagi mungkin besarnya itu tidak tahu perinciannya, kan di dalam rapatpun dengan Orang Tua Murid sudah di sampaikan biaya itu untuk apa, untuk apa, untuk apa," jawabnya.
Ketika disinggung Orang Tua Murid yang mengeluh kenapa dengan biaya Rp 200.000,- tersebut kok tidak dapat makan, Giat menjawab,"Kan sudah saya sampaikan, undangan siswa pukul Dua Belas Tiga Puluh bang, kalau pukul Dua Belas Tiga Puluh itu otomatis setidaknya, kitakan sudah sampaikan sudah pada makan siang,"terang Giat, Giatpun bertanya,"Kalau menurut abang pukul Dua Belas Tiga Puluh itu pagi apa siang?,"tanya Giat dengan nada tinggi, "Siangkan!," jawab Giat, "Otomatis kalau siang sudah dari rumah secara umumnya siswa sudah makan apa belum?," tanya Giat lagi,"Dan itu sudah disam[paikan dalam rapat dengan posisi perwakilan kelas bahwa memang yang di sediakan karena acaranya siang adalah Snack bukan makan nasi, seperti itu bang," tegas Giat."Kalau besar itu menurut abang beasrnya dimana?,"tanyanya lagi dengan nada tinggi,"Sudah di kasih tahu belum sama pihak korlas yang saat itu posisi semuanya melalui korlas, ya begitu dong,"tukis Giat setengah berteriak,
Ketika ditegaskan berarti yang salah Orang Tua Mudrid, Giat menjawab,"Saya tidak ada bahasa saya 'Salah', kapasitas saya tidak punya ranah memutuskan orang itu salah atau benar, kalau pandangan orang tua itu mangkanyakan saya bilang, orang tua ini kan bahasanya dari pagi...apakah bener undangan itu dari pagi, yakan, karena yang di buat laporan ke abang itukan posisi dari pagi, nah kebetulan ada Komite untuk di sambung untuk rekaman ini," ujar Giat seraya memanggil Sekertaris Komite untuk menjelaskan pada Awak Media.